Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi.
Kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Wednesday, July 15, 2009

"Dialah Allah yang mengeluarkan kalian dari dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Lalu Allah menjadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati agar kalian bersyukur." (QS. An-Nakhl: 78)

Sudah puluhan tahun bilangan usia. Bertahun-tahun duduk di bangku sekolah. Tidak sedikit yang melintas pulau, bahkan benua. ‘Tiada hari tanpa membaca’ menjadi semangat hidup; hingga tidak teringat jumlah buku yang sudah dilahap; artikel, majalah, tabloid, jurnal dll. Semua itu dilalui dengan proses mendengar dan melihat. biar berjuta peristiwa di jalan raya membentang di depan mata. Tetapi, seberapa BANYAKkah manfaat yang sudah KITA dapati dari pendengaran dan pengilhatan itu? Sejauh manakah proses mendengar dan melihat itu membawa perubahan bererti? Atau benarkah kita sudah benar-benar mendengar dan melihat?

Mendengar dan melihat dengan hati, dengan kesedaran, itulah –kata Ibnul Jauzy- yang telah membawa kita pada perubahan, kehadiran al-Qalb atau af-idah menjadikan aktifitas mendengar dan melihat itu bermanfaat, menghantar kita pada nilai luhur; mendaki tangga syukur yang menjadi tujuan penciptaan. Sehingga apa yang dilihat menjadi pelajaran. Apa yang didengar menjadi peringatan. 'La'allakum tasykurun'. Di sinilah perbezaannya. Kemampuan kita mensyukuri penglihatan dan pendengaran, serta hati. Itu nilai yang menjadikan kita berada.

Maka kata Allah, “Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (Qaf: 37)

No comments:

Post a Comment